PARKIR TINGKAT
Pendahuluan
Dengan
seluruh permukaan jalan-raya berbagai kota
besar dunia luasnya rata-rata masih satu angka (digit) persen luas kota,
serbuan kendaraan bermotor roda: dua, tiga, empat, dan seterus-nya menuju kota-kota
besar di seantero planet, tidak diragukan lagi akan melahirkan “kemace-tan”
lalulintas dan permasalahan “parkir”. Kebanyakan Negara dunia yang masih mengizinkan
pemilik kendaraan pribadi dan umum memparkir
kendaraan bermotor dimana saja pengemudi suka dan sembarangan, memaksa kendaraan
roda: dua, tiga, empat, dan lain yang tengah melaju menggerakkan kendaraan
dibawah kecepatan lalulintas ditetapkan, menyebabkan pemakaian ba-han-bakar:
bensin, solar, dan gas, menjadi boros, udara disekitar jalan-raya semakin
tercemar, dan warga-kota besar pun menderita gangguan pernafasan.
“Parkir bertingkat” memperbesar daya tampung kendaraan “parkir
permukaan” di beragam kota besar mulai nusantara hingga dunia. “Parkir bertingkat”
menggunakan lahan sedikit di permu-kaan, tetapi memanfaatkan ruang diatasnya
yang lebih besar. Dengan melakukan “parkir permu-kaan” dan “parkir bertingkat” kendaraan
roda: dua, tiga, empat, dan lain yang sedang melaju di jalan-raya dapat bergerak
dengan kecepatan lalulintas yang telah ditentukan di kota-kota besar Tanah-Air dan
Mancanegara, sehingga pemakaian bahan-bakar menjadi lebih hemat, pencema-ran
udara menjadi berkurang, dan waktu tempuh perjalanan lebih singkat, dan warga
kota-kota besar pun akan lebih sehat.
Adapun sejumlah kota besar di Tanah-Air yang membutuhkan
sarana parkir bertingkat pada saat ini dapat dikemukakan: Jakarta, Surabaya,
Bandung, Medan, Makassar, dan lainnya; juga tidak terkecuali berbagai kota di Mancanegara.
Parkir Bertingkat
Kini tiba saatnya untuk memperkenalkan sebuah pilihan
parkir-bertingkat (multistory-carpark) untuk kendaraan bermotor yang sedang
tidak digunakan di kota-kota besar dunia. Parkir berting-kat menyita lahan di
permukaan bumi sedikit, tetapi memanfaatkan ruang diatasnya yang lebih besar.
Dengan memanfaatkan parkir bertingkat untuk kendaraan roda empat di berbagai kota
besar Tanah-Air dan Mancanegara, banyak lahan di permukaan bumi dapat dialihkan
menjadi hijauan tanaman yang dibutuhkan
untuk menangani pemanasan-global (global warming) yang telah menimbulkan perubahan
iklim di permukaan bumi, melahirkan amukan badai dan angin kencang yang setara
pesawatterbang tinggal landas, dan meratakan kota Tacloban di Filipina beberapa
waktu yang silam.
Parkir-bertingkat awalnya berupa bangunan atau gedung yang dibuat
khusus untuk tempat memparkir kendaraan bermotor roda empat yang tidak sedang
digunakan kawasan: perkantoran, perdagangan, tempat hiburan, petokoan, dan lain
sebagainya; akan tetapi gagasan ini ingin mem-perkenalkan “parkir bertingkat” konstruksi
baja untuk kendaraan bermotor roda empat yang sedang tidak digunakan, dan dapat
didirikan dimana saja orang suka guna melancarkan lalulintas kota besar yang padat penduduknya.
Dengan menerapkan parkir-bertingkat di pusat-pusat: perkantoran,
perdagangan, perbelanjaan, taman hiburan, rekreasi, dan lain sebagainya, banyak
lahan ditempati “parkir permukaan” dalam beragam kota besar dapat dibebaskan,
tidak terkecuali pinggiran kota dan wilayah satelit, untuk dikembalikan menjadi
kawasan hutan penyangga kota, guna menyejukkan udara tempat warga kota berdiam.
Adapun kelebihan parkir bertingkat pilihan ini dibandingkan parkir-permukaan, ialah
sedikit lahan muka bumi yang diperlukan untuk fondasi, dan membebaskan bagian
lainnya yang lebih besar, untuk dijadikan
beragam hijauan penyegar kehidupan.
Sebuah bangunan atau gedung tinggi untuk tempat memparkir
kendaraan bertingkat mahal har-ganya, juga tidak dapat didirikan pada sebarang
tempat, mahal juga biaya operasi dan pemeliha-raannya. Sebaliknya parkir bertingkat
dibangun dari konstruksi baja murah harganya, juga mu-dah didirikan atau dirakit dimana orang
suka, murah pula biaya operasi dan pemeliharaannya, tidak terkecuali merelokasi
bilamana diperlukan.
Sebuah parkir bertingkat konstruksi baja akan menggunakan
baja: kanal-c, atau kanal-h, pipa, plat, dan lainnya; dilengkapi pula sistim
mekanik, sistim listrik, juga sistim kendali elektronik termasuk pantau,
sehingga setiap orang dapat dengan mudah memparkir sejumlah kendaraan ke-luarga
cara bertingkat yang menghemat lahan di muka bumi.
Dalam pelaksanaannya, dibedakan dua macam parkir-bertingkat
(multistory carpark), masing-masing: parkir-bertingkat disingkat: Parting dan batere
parkir bertingkat, disingkat: Baparting.
Parting
Sebuah “Parting”
dimasukkan kedalam sebuah garasi, atau diletakkan di samping rumah, akan
memuat: dua, tiga, atau empat, kendaraan roda empat keluarga tersusun bertingkat
sebagaimana yang diperlihatkan oleh Gambar-I, dengan: “tampak masuk/keluar” dan
“tampak samping”.
Parting menolong pemilik kendaraan
roda empat, agar tidak lagi memparkir kendaraan roda empat masing-masing sepanjang
pinggir jalan-raya sembarangan saat tidak digunakan, terutama di kawasan padat kendaraan berlalulalang guna melancarkan
lalulintas. Dengan menghadirkan parkir bertingkat konstruksi baja di berbagai kota
padat penduduk, berarti warga kota ikut aktif meningkatkan kecepatan rata-rata lalulintas
mendekati kecepatan ekonomis kendaraan bermotor, menyebabkan pencemaran
atmosfer di sekitar tempat berdiam dapat diturnkan.
Empat kolom baja kanal-C atau kanal-H, didirikan guna menyangga
parting diatas pondasi. Sejumlah pelataran, dinamakan: P-1, P-2, P-3, P-4,
tergantung bilangan kendaraan yang hendak diparkir bertingkat, ditempatkan diantara
keempat kolom baja dan dilengkapi: sistim mekanik, sistim listrik, dan sistim
kendali serta monitor yang diperlukan tiap pelataran, untuk menaikkan atau menurunkan
pelataran cara bergiliran ke masing-masing tinggi parkir sasaran, atau seba-liknya
meninggalkan tinggi parkir masing-masing.
Untuk menaikkan pelataran menuju ketinggian parkir, atau
menurunkan pelataran kembali ke muka bumi dalam arah yang sebaliknya, digunakan
empat Alat Angkat (AA) atau Lifting Device (LD) terpasang pada setiap pelataran
berteknologi sederhana, yakni: 1. Bolt-Nuts dengan Bevel Gears, atau 2.
Rack-Pinions dengan Bevel Gears dan Worm Gears, digerakkan motor induksi rem (brake
induction motor).
Keempat AA akan bersama-sama menaikkan pelataran keatas serentak,
atau bersama-sama pula serentak menurunkan pelataran kebawah dalam arah yang sebaliknya,
dilakukan sistim mekanik yang terdapat
di dalam ruang atau kompartemen penggerak. Dengan bantuan sistim mekanik, siapapun dapat memparkir
kendaraan keluarga dengan mudah menuju tinggi parkir, saat mem-parkir; atau dalam arah sebaliknya menurunkan atau men-deparkir kendaraan keluarga dari tinggi parkir manapun
kembali menuju ke muka bumi.
Sebuah pelataran parting tidak dapat turun dengan sedirinya
atau merosot oleh berat sendiri berikut kendaraan yang berada diatasnya,
kecuali bila digerakkan motor induksi rem. Dengan perkataan lain, setiap pelataran
yang terdapat pada parting tidak dapat naik keatas, atau turun kebawah dalam
arah sebaliknya, manakala tidak diperintahkan oleh si pemilik atau si pengguna.
Tenaga listrik didatangkan dari PLN disalurkan kabel-daya
menuju panel parting, dari sini lalu dibagikan saluran daya lemas lewat
gelondong menuju motor induksi rem yang ada dalam ruang-penggerak masing-masing
pelataran. Tenaga listrik batere kendaraan yang sedang parkir diatas pelataran juga
dapat digunakan yang dibantu inverter, untuk menaikkan atau menurunkan pe-lataran,
yang bertindak sebagai sumber tenaga listrik cadangan (emergency power).
Dengan peladangan panel surya untuk memanen tenaga cahaya
matahari yang diubah menjadi listrik, begitu juga perkebunan tenaga angin yang
menghasilkan listrik di bumi, kedua sumber listrik dapat juga dimanfaatkan oleh
kawasan yang belum terjangkau sumber listrik PLN. Tenaga listrik diperlukan
untuk menjalankan motor induksi rem terdapat dalam ruang-penggerak setiap pelataran;
juga sistim listrik, sistim kendali dan monitor, serta penerangan malam hari.
Untuk memerintahkan parting menaikkan atau menurunkan sebuah
pelataran, perangkat Penga-tur Logika Terprogram (PLT) atau Programmable Logic
Controller (PLC) ditempatkan sebagai antarmuka (interface) antara pemilik atau
pengguna dengan sistim elektromekanik (electro-mechanical system) yang bertugas
menaikkan atau menurunkan setiap pelataran cara bergantian, tidak terkecuali sebilangan
pemutus batas (limit switches), beragam saluran kendali (control wirings), dan beberapa
tombol (push buttons) yang diperlukan.
Untuk “mem-parkir” bertingkat sejumlah kendaraan keatas parting
dirancang untuk tiga kenda-raan keluarga, diawali dengan menurunkan seluruh pelataran:
P-1, P-2, dan P-3, hingga mobil pertama dapat dikemudikan keatas P-1. Yang
akhir ini lalu dinaikkan ke ketinggian tiga, sekitar ±. 4 m diatas permukaan
bumi. Pada saat yang bersamaan, P-2 muncul ke permukaan dari tempat penyimpanannya
dibawah. Dengan demikian mobil kedua dapat pula dikemudikan keatasnya, dan yang
akhir ini lalu dinaikkan ke ketinggian dua, sekitar ±.2 m diatas permukaan
bumi. Pada saat yang sama P-3 muncul pula ke permukaan dari tempat penyimpanannya
dibawah. Dengan demikian mobil ketiga dikemudikan pula keatasnya, dan pelataran
akhir ini tetap berada pada tempatnya. Selesai.
Untuk “men-deparkir” atau menurunkan kendaraan keluarga dari
parting dirancang untuk tiga mobil keluarga, dimulai dengan mengeluarkan mobil
ketiga. Pelataran P-2 lalu diturunkan me-nuju permukaan bumi dari ketinggian dua
yang diikuti P-3 turun ke tempat penyimpanannya. Setibanya di muka bumi, mobil
kedua dikeluarkan dari P-2. Akhirnya, P-1 diturunkan dari ketinggian tiga ke permukaan
bumi, disertai P-2 turun menuju tempat penyimpanannya. Mobil pertama lalu dikeluarkan,
dan pelataran akhir ini tetap berada pada tempatnya. Selesai.
Parting dapat dipasarkan sebagai: “Car Park Kit” (terurai
kedalam sejumlah bagian) yang mudah dipindahkan sehingga boleh dirakit dimana
saja orang suka meletakkannya. Dengan demikian parting menjadi tempat memparkir
kendaraan keluarga bertingkat yang dapat didirikan pemilik kendaraan dimana ia
suka.
Terdapat dua alunan nada yang menyertai setiap pelataran saat
bekerja, sehingga orang-orang yang berada disekitar akan sadar akan kegiatan yang
berlangsung, yakni: menaikkan kendaraan ke tinggi parkir, atau sebaliknya menurunkan
kendaraan dari tinggi parkir kembali ke permukaan bumi.
Baparting
Sebagaimana halnya dengan parting, baparting juga bangunan konstruksi
baja dari: kanal-C, atau kanal-H, pipa, plat, dan lain sebagainya. Sama dengan parting,
baparting juga dilengkapi: sistim mekanik (mechanical-system), sistim listrik
(electrical-system), sistim-elektronik (electronic-sys-tem), sistim-kendali
(control-system) dan sistim-pantau (monitoring-system) untuk setiap pela-taran
yang bertugas menaikkan pelataran dengan kendaraan diatasnya menuju ketingian parkir
diinginkan, atau sebaliknya menurunkan kendaraan dari ketinggian parkir kendaraan
kembali ke permukaan bumi.
Sebuah baparting)
adalah kumpulan lapisan batere tempat memparkir kendaraan bermotor roda-empat yang
dibangun diatas “pondasi bersama”. Itulah sebabnya setiap lapisan batere yang tergabung
dalam baparting terdiri dari: Kolom Elevator Batere (KEB) terdapat ditengah didampingi
dua Kolom Parkir Batere (KPB) menempel dari kedua sisinya, sebagaiman yang terlihat
dari “tampak samping” dan “tampak depan atau masuk/keluar” dari Gambar-II, dibawah
ini.
Jumlah KPB yang mendampingi KEB harus merupakan bilangan genap, agar tempat memparkir kendaraan yang berada pada kedua sisin baparting sama banyak, sehingga tampak simetris. Adapun yang dimaksud dengan bilangan genap disini, ialah angka: 2, 4, 6, dan seterusnya. Sedangkan banyaknya “lapisan batere” yang tergabung kedalam baparting tergantung dari perkiraan jumlah kendaraan sebuah wilayah pemukiman warga suatu kota besar padat penduduk atau metropolis yang berminat memparkir bertingkat kendaraan kedalam baparting.
Berlainan dari parting menggunakan pelataran untuk tempat
memparkir kendaraan, sehingga jumlah pelataran sama dengan banyaknya kendaraan
roda empat yang diparkir, sebuah baparting memanfaatkan pelataran hanya untuk setiap
“lapisan batere”, sehingga jumlah pelataran digunakan sama dengan banyaknya “lapisan
batere” yang tergabung kedalam baparting, sebagainana yang terlihat pada
“tampak samping” Gambar-II; diperlihatkan empat lapisan batere dengan nomor:
1, 2, 3, 4.
Sebagaimana juga parting, setiap pelataran baparting dilengkapi
juga dengan empat Alat Angkat (AA) atau Lifting Device (LD) berteknologi
sederhana, yakni: 1. Bolt-Nuts dengan Bevel Gears, atau 2. Rack-Pinions dengan
Bevel Gears dan Worm Gears, yang digerakkan motor induksi rem (brake induction
motor).
Keempat AA akan bersama-sama menaikkan pelataran serentak keatas,
atau dalam arah yang sebaliknya bersama-sama menurunkan pelataran serentak kebawah,
dilaksanakan oleh sistim mekanik yang terdapat dalam “ruang atau kompartemen penggerak”.
Dengan bantuan sistim mekanik, seorang operator baparting akan dengan mudah menaikkan
pelataran dengan kenda-raan yang berada diatasnya
dari permukaan bumi hingga ketinggian parker dituju, saat “mem-parkir”; atau dalam
arah sebaliknya.”men-deparkir” atau menurunkan pelataran berikut sebuah kendaraan
diatasnya dari setiap ketinggian parkir kembali ke permukaan bumi
Tiap
pelataran batere tidak dapat turun dengan sendirinya atau merosot oleh berat
sendiri dan kendaraan yang berada
diatasnya, kecuali bila digerakkan motor induksi rem yang terdapat didalam
ruang penggerak. Dengan perkataan lain, setiap pelataran baparting hanya dapat
berge-rak naik atau turun, manakala mendapat yang datang dari operator.
Tenaga
listrik datang dari PLN disalurkan kabel-daya menuju panel baparting, dan dari yang
akhir ini dibagikan saluran lemas (flexible) menuju KEB dari setiap lapisan batere
yang mem-bentuk baparting. Dari panel akhir ini, tenaga listrik selanjutnya disalurkan
lewat pengantar tembaga tersekat tiga phasa vertical yang dipungut tiga sikat
arang, dan disalurkan ke motor induksi rem yang berada dalam ruang atau
kompartemen penggerak. Sebagaimana halnya parting, tenaga listrik
batere kendaraan yang sedang dinaikkan atau diturunkan pelataran, dapat dimanfaatkan
dalam keadaan darurat dengan pertolongan inverter, sebagai sumber tenaga listrik
cadangan (emergency power supply).
Dengan peladangan cahaya matahari diubah menjadi listrik makin
meluas dilakukan orang di muka bumi, begitu pula peladangan tenaga angin diubah
menjadi listrik dimanamana, keduanya dapat digunakan oleh baparting, terutama
untuk pemukiman yang belum mendapat layanan PLN. Tenaga listrik digunakan baparting
untuk menggerakkan motor induksi rem yang terdapat dalam ruang atau kompartemen
penggerak, menjalankan sistim listrik, sistim kendali termasuk monitor, pengolah
data (data processing), dan penerangan dimalam hari.
Sebagaimana halnya parting, baparting juga memerlukan juga
Pengatur Logika Terprogram (PLT) atau Programmable Logic Controller (PLC), bertugas
sebagai antarmuka (interface) antara operator dengan sistim elektro-mekanik
(electro-mechanical system) baparting, sehingga yang akhir ini dapat memahami
perintah yang diberikan operator. Selain dari itu, masih ada pula sebilangan pemutus batas (limit switches),
sejumlah saluran kendali (control wirings), dan tom-bol-tombol (push buttons)
yang diperlukan perlu terdapat dalam KEB.
“Mem-parkir” kendaraan kedalam baparting, berarti memasukannya
kedalam KPB yang terdapat pada salah satu sisi KEB sebuah ketinggian parkir. Untuk
mem-parkir sebuah kendaran kedalam baparting diawali dengan mengemudikan
kendaraan kedalam KEB, lalu menaikkannya keatas pelataran yang sudah menunggu.
Pelataran dengan kendaraan diatasnya lalu dinaikkan ke tinggian parkir tujuan, dan mobil didorong masuk
ke salah satu KPB yang menempel pada KEB. Selesai.
“Men-deparkir” atau menurunkan sebuah kendaraan dari
baparting, berarti mengosongkannya dari dalam salah satu KPB yang menempel pada
salah satu sisi KEB. Untuk men-deparkir se-buah mobil dari baparting diawali
dengan mendorong sebuah kendaraan dari KPB yang berada di salah satu sisi KEB
sebuah ketinggian parkir keatas pelataran yang sudah menunggu. Pelata-ran berikut
kendaraan lalu diturunkan ke permukaan bumi, dan dijemput si pemilik. Selesai.
Sebagaimana halnya parting, baparting juga menyiapkan dua
alunan nada pada setiap pelataran yang sedang bekerja, sehingga orang yang
berada disekitar akan sadar akan kegiatan yang
sedang berlangsung, yakni: menaikkan kendaraan menuju suatu ketinggian
parkir, atau sebaliknya menurunkan kendaraan dari suatu ketinggian parkir
kembali ke permukaan bumi.
Baparting dirancang untuk tempat memparkir bertingkat kendaraan
rooda empat waktu yang lama, mulai hitungan: jam, hari, minggu, bulan, pada
berbagai tempat, seperti: stasion kereta, tempat perdagangan, pusat
perkantoran, daerah pemukiman, dan lain sebagainya.
Kantor Pengelolaan
Pada puncak baparting tersedia ruangan untuk pengelola atau
managemen baparting, terjabar ke-dalam: kantor, ruang istirahat, kamar makan,
hiburan, dan lainnya, disiapkan untuk para petugas. Dengan demikian baparting
dapat pelayanan parkir selama 24 jam setiap hari. Segala kebutuhan para petugas
baparting, tidak terkecuali personalianya akan dinaikkan atau diturunkan oleh pelataran
baparting.
SNI.
Untuk menghadirkan parting dan baparting diperlukan keterlibatan
Standard Nasional Indonesia (SNI). Dalam SNI terdapat sejumlah keterkaitan berbagai
kepentingan, seperti: keamanan, kese-lamatan pengguna, keandalan alat, ekonomi,
efisiensi, asuransi, dan sumber tenaga (energy) yang berurusan dengan keperluan
masyarakat pemakai atau pengguna. Masih banyak aspek lain yang juga harus
diperhatikan, antara lain: peraturan pemerintah, berbagai disiplin ilmu
penetahuan dan teknologi yang digunakan untuk membuat berbagai bagian. Parting
dan baparting dapat seluruhnya diproduksi dalam negeri dengan membutuhkan sedikit
komponen import. Waktu pem-buatan sarana parker bertingkat: parting dan
baparting untuk melayani kebutuhan masyarakat, ditaksir sekitar 6 sampai 12
bulan.
Teknologi Alat Angkat
Adapun “cara”, atau “teknologi” digunakan
untuk mewujudkan:
1. Parting (Parkir Tingkat)
2. Baparting (Batere Parkir
Tingkat)
3. Menyeberang jalan-raya “hijrah” dari
cara lama menggunakan “tangga” ke menye-
berang jalan-raya cara baru, memanfaatkan
“elevator” terdapat di kedua sisi jalan
jalan-raya,
ialah apa yang kemudian dinamakan:
“Alat Angkat” (Lifting Device) berteknologi sangat seder-hana, dibawah ini:
1. Bolt-Nut dengan Bevel Gear, atau
2. Rack-Pinion dengan Bevel Gear dan Worm Gear
dijalankan motor induksi rem (brake
induction motor).
Gambar Va memperlihatkan teknologi
Alat Angkat, disingkat AA, atau Lifting Device, disingkat LD, yang dinyatakan
sebagai AA(LD) berteknologi Bolt-Nut dengan Bevel Gear.
Gambar Va
Seperti tampak pada Gambar Va, dalam
hal ini KSUD (Kolom Silinder Ulir Dalam) digunakan berpasangan dengan SPUL
(Silinder Panjat Ulir Luar) yang bekerja sebagai AA(LD) untuk me-naikkan atau
menurunkan bilik atau kabin elevator. Daya mekanik dibutuhkan diperoleh dari
PDM (Poros Daya Mekanik) yang terlihat jelas pada Gambar IVad dan Gambar IVbc. Disini
sudut kemiringan ulir AA(LD) digunakan untuk menahan agar bilik atau kabin
tidak dapat turun dengan sendirinya karena beratnya dan para pejalan-kaki (pedestrian)
yang sedang berada di-dalamnya, terkecuali apabila dijalankan mesin
listrik-rem.
Pilihan lain ialah sebagaimana yang
diperlihatkan Gambar Vb, menayangkan: Rack-Pinion dengan Bevel Gear dan Worm
Gear.
Pilihan lain ialah seperti yang tampak
pada Gambar Vb. Disini BGDS (Batang Gigi Dua Sisi) diwujudkan berpasangan
dengan PRGP (Pasangan Roda Gigi Panjat) yang bekerja sebagai AA(LD) untuk
menaikkan atau menurunkan bilik atau kabin elevator berikut para pejalan kaki
(pedestrian) didalamnya. Daya mekanik dibutuhkan diperoleh dari PDM (Poros Daya
Mekanik) yang terlihat jelas pada Gambar IVae dan Gambar IVbd. Disini Worm Gear
digunakan untuk menahan agar keempat AA(LD) tidak dapat turun dengan sendirinya oleh berat bilik atau
kabin berikut para pejalan-kaki (pedestrian) yang berada didalamnya, terkecuali
apabila digerakkan mesin listrik-rem.
Catatan:
Parting dan baparting
telah dipatenkan penulis di Kantor Paten Republik Indonesia Jakarta, de-ngan judul:
”Struktur Parkir Mobil Susun Bertingkat, tanggal 21 Nopember 2002.
--------selesai--------
Penulis:
H.M.Rusli
Harahap
Pamulang
Residence G1
Jalan
Pamulang-2, Pondok Benda.
Kode
Pos: 15416. Tangerang Selatan.
Tel.
021-74631125.
No comments:
Post a Comment