Saturday, 7 March 2015



PARKIR TINGKAT
Pendahuluan
Dengan seluruh permukaan jalan-raya berbagai kota besar dunia luasnya rata-rata masih satu angka (digit) persen luas kota, serbuan kendaraan bermotor roda: dua, tiga, empat, dan seterus-nya menuju kota-kota besar di seantero planet, tidak diragukan lagi akan melahirkan “kemace-tan” lalulintas dan permasalahan “parkir”. Kebanyakan Negara dunia yang masih mengizinkan  pemilik kendaraan pribadi dan umum memparkir kendaraan bermotor dimana saja pengemudi suka dan sembarangan, memaksa kendaraan roda: dua, tiga, empat, dan lain yang tengah melaju menggerakkan kendaraan dibawah kecepatan lalulintas ditetapkan, menyebabkan pemakaian ba-han-bakar: bensin, solar, dan gas, menjadi boros, udara disekitar jalan-raya semakin tercemar, dan warga-kota besar pun menderita gangguan pernafasan. 
“Parkir bertingkat” memperbesar daya tampung kendaraan “parkir permukaan” di beragam kota besar mulai nusantara hingga dunia. “Parkir bertingkat” menggunakan lahan sedikit di permu-kaan, tetapi memanfaatkan ruang diatasnya yang lebih besar. Dengan melakukan “parkir permu-kaan” dan “parkir bertingkat” kendaraan roda: dua, tiga, empat, dan lain yang sedang melaju di jalan-raya dapat bergerak dengan kecepatan lalulintas yang telah ditentukan di kota-kota besar Tanah-Air dan Mancanegara, sehingga pemakaian bahan-bakar menjadi lebih hemat, pencema-ran udara menjadi berkurang, dan waktu tempuh perjalanan lebih singkat, dan warga kota-kota besar pun akan lebih sehat.
Adapun sejumlah kota besar di Tanah-Air yang membutuhkan sarana parkir bertingkat pada saat ini dapat dikemukakan: Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, dan lainnya; juga tidak terkecuali berbagai kota di Mancanegara.
Parkir Bertingkat
Kini tiba saatnya untuk memperkenalkan sebuah pilihan parkir-bertingkat (multistory-carpark) untuk kendaraan bermotor yang sedang tidak digunakan di kota-kota besar dunia. Parkir berting-kat menyita lahan di permukaan bumi sedikit, tetapi memanfaatkan ruang diatasnya yang lebih besar. Dengan memanfaatkan parkir bertingkat untuk kendaraan roda empat di berbagai kota besar Tanah-Air dan Mancanegara, banyak lahan di permukaan bumi dapat dialihkan menjadi  hijauan tanaman yang dibutuhkan untuk menangani pemanasan-global (global warming) yang telah menimbulkan perubahan iklim di permukaan bumi, melahirkan amukan badai dan angin kencang yang setara pesawatterbang tinggal landas, dan meratakan kota Tacloban di Filipina beberapa waktu yang silam.
Parkir-bertingkat awalnya berupa bangunan atau gedung yang dibuat khusus untuk tempat memparkir kendaraan bermotor roda empat yang tidak sedang digunakan kawasan: perkantoran, perdagangan, tempat hiburan, petokoan, dan lain sebagainya; akan tetapi gagasan ini ingin mem-perkenalkan “parkir bertingkat” konstruksi baja untuk kendaraan bermotor roda empat yang sedang tidak digunakan, dan dapat didirikan dimana saja orang suka guna melancarkan lalulintas  kota besar yang padat penduduknya.
Dengan menerapkan parkir-bertingkat di pusat-pusat: perkantoran, perdagangan, perbelanjaan, taman hiburan, rekreasi, dan lain sebagainya, banyak lahan ditempati “parkir permukaan” dalam beragam kota besar dapat dibebaskan, tidak terkecuali pinggiran kota dan wilayah satelit, untuk dikembalikan menjadi kawasan hutan penyangga kota, guna menyejukkan udara tempat warga kota berdiam. Adapun kelebihan parkir bertingkat pilihan ini dibandingkan parkir-permukaan, ialah sedikit lahan muka bumi yang diperlukan untuk fondasi, dan membebaskan bagian lainnya  yang lebih besar, untuk dijadikan beragam hijauan penyegar kehidupan.
Sebuah bangunan atau gedung tinggi untuk tempat memparkir kendaraan bertingkat mahal har-ganya, juga tidak dapat didirikan pada sebarang tempat, mahal juga biaya operasi dan pemeliha-raannya. Sebaliknya parkir bertingkat dibangun dari konstruksi baja murah harganya, juga  mu-dah didirikan atau dirakit dimana orang suka, murah pula biaya operasi dan pemeliharaannya, tidak terkecuali merelokasi bilamana diperlukan.
Sebuah parkir bertingkat konstruksi baja akan menggunakan baja: kanal-c, atau kanal-h, pipa, plat, dan lainnya; dilengkapi pula sistim mekanik, sistim listrik, juga sistim kendali elektronik termasuk pantau, sehingga setiap orang dapat dengan mudah memparkir sejumlah kendaraan ke-luarga cara bertingkat yang menghemat lahan di muka bumi.
Dalam pelaksanaannya, dibedakan dua macam parkir-bertingkat (multistory carpark), masing-masing: parkir-bertingkat disingkat: Parting dan batere parkir bertingkat, disingkat: Baparting.
Parting
Sebuah “Parting” dimasukkan kedalam sebuah garasi, atau diletakkan di samping rumah, akan memuat: dua, tiga, atau empat, kendaraan roda empat keluarga tersusun bertingkat sebagaimana yang diperlihatkan oleh Gambar-I, dengan: “tampak masuk/keluar” dan “tampak samping”.


Gambar-I

Parting menolong pemilik kendaraan roda empat, agar tidak lagi memparkir kendaraan roda empat masing-masing sepanjang pinggir jalan-raya sembarangan saat tidak digunakan, terutama di kawasan  padat kendaraan berlalulalang guna melancarkan lalulintas. Dengan menghadirkan parkir bertingkat konstruksi baja di berbagai kota padat penduduk, berarti warga kota ikut aktif meningkatkan kecepatan rata-rata lalulintas mendekati kecepatan ekonomis kendaraan bermotor, menyebabkan pencemaran atmosfer di sekitar tempat berdiam dapat diturnkan.

Empat kolom baja kanal-C atau kanal-H, didirikan guna menyangga parting diatas pondasi. Sejumlah pelataran, dinamakan: P-1, P-2, P-3, P-4, tergantung bilangan kendaraan yang hendak diparkir bertingkat, ditempatkan diantara keempat kolom baja dan dilengkapi: sistim mekanik, sistim listrik, dan sistim kendali serta monitor yang diperlukan tiap pelataran, untuk menaikkan atau menurunkan pelataran cara bergiliran ke masing-masing tinggi parkir sasaran, atau seba-liknya meninggalkan tinggi parkir masing-masing.
Untuk menaikkan pelataran menuju ketinggian parkir, atau menurunkan pelataran kembali ke muka bumi dalam arah yang sebaliknya, digunakan empat Alat Angkat (AA) atau Lifting Device (LD) terpasang pada setiap pelataran berteknologi sederhana, yakni: 1. Bolt-Nuts dengan Bevel Gears, atau 2. Rack-Pinions dengan Bevel Gears dan Worm Gears, digerakkan motor induksi rem (brake induction motor).
Keempat AA akan bersama-sama menaikkan pelataran keatas serentak, atau bersama-sama pula serentak menurunkan pelataran kebawah dalam arah yang sebaliknya, dilakukan  sistim mekanik yang terdapat di dalam ruang atau kompartemen penggerak. Dengan bantuan  sistim mekanik, siapapun dapat memparkir kendaraan keluarga dengan mudah menuju tinggi parkir, saat mem-parkir; atau dalam arah sebaliknya menurunkan atau men-deparkir  kendaraan keluarga dari tinggi parkir manapun kembali menuju ke muka bumi. 
Sebuah pelataran parting tidak dapat turun dengan sedirinya atau merosot oleh berat sendiri berikut kendaraan yang berada diatasnya, kecuali bila digerakkan motor induksi rem. Dengan perkataan lain, setiap pelataran yang terdapat pada parting tidak dapat naik keatas, atau turun kebawah dalam arah sebaliknya, manakala tidak diperintahkan oleh si pemilik atau si pengguna.
Tenaga listrik didatangkan dari PLN disalurkan kabel-daya menuju panel parting, dari sini lalu dibagikan saluran daya lemas lewat gelondong menuju motor induksi rem yang ada dalam ruang-penggerak masing-masing pelataran. Tenaga listrik batere kendaraan yang sedang parkir diatas pelataran juga dapat digunakan yang dibantu inverter, untuk menaikkan atau menurunkan pe-lataran, yang bertindak sebagai sumber tenaga listrik cadangan (emergency power).
Dengan peladangan panel surya untuk memanen tenaga cahaya matahari yang diubah menjadi listrik, begitu juga perkebunan tenaga angin yang menghasilkan listrik di bumi, kedua sumber listrik dapat juga dimanfaatkan oleh kawasan yang belum terjangkau sumber listrik PLN. Tenaga listrik diperlukan untuk menjalankan motor induksi rem terdapat dalam ruang-penggerak setiap pelataran; juga sistim listrik, sistim kendali dan monitor, serta penerangan malam hari.
Untuk memerintahkan parting menaikkan atau menurunkan sebuah pelataran, perangkat Penga-tur Logika Terprogram (PLT) atau Programmable Logic Controller (PLC) ditempatkan sebagai antarmuka (interface) antara pemilik atau pengguna dengan sistim elektromekanik (electro-mechanical system) yang bertugas menaikkan atau menurunkan setiap pelataran cara bergantian, tidak terkecuali sebilangan pemutus batas (limit switches), beragam saluran kendali (control wirings), dan beberapa tombol (push buttons) yang diperlukan.
Untuk “mem-parkir” bertingkat sejumlah kendaraan keatas parting dirancang untuk tiga kenda-raan keluarga, diawali dengan menurunkan seluruh pelataran: P-1, P-2, dan P-3, hingga mobil pertama dapat dikemudikan keatas P-1. Yang akhir ini lalu dinaikkan ke ketinggian tiga, sekitar ±. 4 m diatas permukaan bumi. Pada saat yang bersamaan, P-2 muncul ke permukaan dari tempat penyimpanannya dibawah. Dengan demikian mobil kedua dapat pula dikemudikan keatasnya, dan yang akhir ini lalu dinaikkan ke ketinggian dua, sekitar ±.2 m diatas permukaan bumi. Pada saat yang sama P-3 muncul pula ke permukaan dari tempat penyimpanannya dibawah. Dengan demikian mobil ketiga dikemudikan pula keatasnya, dan pelataran akhir ini tetap berada pada tempatnya. Selesai.
Untuk “men-deparkir” atau menurunkan kendaraan keluarga dari parting dirancang untuk tiga mobil keluarga, dimulai dengan mengeluarkan mobil ketiga. Pelataran P-2 lalu diturunkan me-nuju permukaan bumi dari ketinggian dua yang diikuti P-3 turun ke tempat penyimpanannya. Setibanya di muka bumi, mobil kedua dikeluarkan dari P-2. Akhirnya, P-1 diturunkan dari ketinggian tiga ke permukaan bumi, disertai P-2 turun menuju tempat penyimpanannya. Mobil pertama lalu dikeluarkan, dan pelataran akhir ini tetap berada pada tempatnya. Selesai.
Parting dapat dipasarkan sebagai: “Car Park Kit” (terurai kedalam sejumlah bagian) yang mudah dipindahkan sehingga boleh dirakit dimana saja orang suka meletakkannya. Dengan demikian parting menjadi tempat memparkir kendaraan keluarga bertingkat yang dapat didirikan pemilik kendaraan dimana ia suka.
Terdapat dua alunan nada yang menyertai setiap pelataran saat bekerja, sehingga orang-orang yang berada disekitar akan sadar akan kegiatan yang berlangsung, yakni: menaikkan kendaraan ke tinggi parkir, atau sebaliknya menurunkan kendaraan dari tinggi parkir kembali ke permukaan bumi.
Baparting
Sebagaimana halnya dengan parting, baparting juga bangunan konstruksi baja dari: kanal-C, atau kanal-H, pipa, plat, dan lain sebagainya. Sama dengan parting, baparting juga dilengkapi: sistim mekanik (mechanical-system), sistim listrik (electrical-system), sistim-elektronik (electronic-sys-tem), sistim-kendali (control-system) dan sistim-pantau (monitoring-system) untuk setiap pela-taran yang bertugas menaikkan pelataran dengan kendaraan diatasnya menuju ketingian parkir diinginkan, atau sebaliknya menurunkan kendaraan dari ketinggian parkir kendaraan kembali ke permukaan bumi.
Sebuah baparting) adalah kumpulan lapisan batere tempat memparkir kendaraan bermotor roda-empat yang dibangun diatas “pondasi bersama”. Itulah sebabnya setiap lapisan batere yang tergabung dalam baparting terdiri dari: Kolom Elevator Batere (KEB) terdapat ditengah didampingi dua Kolom Parkir Batere (KPB) menempel dari kedua sisinya, sebagaiman yang terlihat dari “tampak samping” dan “tampak depan atau masuk/keluar” dari Gambar-II, dibawah ini.


Gambar-II

Jumlah KPB yang mendampingi KEB harus merupakan bilangan genap, agar tempat memparkir kendaraan yang berada pada kedua sisin baparting sama banyak, sehingga tampak simetris. Adapun yang dimaksud dengan bilangan genap disini, ialah angka: 2, 4, 6, dan seterusnya. Sedangkan banyaknya “lapisan batere” yang tergabung kedalam baparting tergantung dari perkiraan jumlah kendaraan sebuah wilayah pemukiman warga suatu kota besar padat penduduk  atau metropolis yang berminat memparkir bertingkat kendaraan kedalam baparting.
Berlainan dari parting menggunakan pelataran untuk tempat memparkir kendaraan, sehingga jumlah pelataran sama dengan banyaknya kendaraan roda empat yang diparkir, sebuah baparting memanfaatkan pelataran hanya untuk setiap “lapisan batere”, sehingga jumlah pelataran digunakan sama dengan banyaknya “lapisan batere” yang tergabung kedalam baparting, sebagainana yang terlihat pada “tampak samping” Gambar-II; diperlihatkan empat lapisan batere dengan nomor: 1, 2, 3, 4.  
Sebagaimana juga parting, setiap pelataran baparting dilengkapi juga dengan empat Alat Angkat (AA) atau Lifting Device (LD) berteknologi sederhana, yakni: 1. Bolt-Nuts dengan Bevel Gears, atau 2. Rack-Pinions dengan Bevel Gears dan Worm Gears, yang digerakkan motor induksi rem (brake induction motor).
Keempat AA akan bersama-sama menaikkan pelataran serentak keatas, atau dalam arah yang sebaliknya bersama-sama menurunkan pelataran serentak kebawah, dilaksanakan oleh sistim mekanik yang terdapat dalam “ruang atau kompartemen penggerak”. Dengan bantuan sistim mekanik, seorang operator baparting akan dengan mudah menaikkan pelataran dengan  kenda-raan yang berada diatasnya dari permukaan bumi hingga ketinggian parker dituju, saat “mem-parkir”; atau dalam arah sebaliknya.”men-deparkir” atau menurunkan pelataran berikut sebuah kendaraan diatasnya dari setiap ketinggian parkir kembali ke permukaan bumi   
Tiap pelataran batere tidak dapat turun dengan sendirinya atau merosot oleh berat sendiri dan  kendaraan yang berada diatasnya, kecuali bila digerakkan motor induksi rem yang terdapat didalam ruang penggerak. Dengan perkataan lain, setiap pelataran baparting hanya dapat berge-rak naik atau turun, manakala mendapat yang datang dari operator.
Tenaga listrik datang dari PLN disalurkan kabel-daya menuju panel baparting, dan dari yang akhir ini dibagikan saluran lemas (flexible) menuju KEB dari setiap lapisan batere yang mem-bentuk baparting. Dari panel akhir ini, tenaga listrik selanjutnya disalurkan lewat pengantar tembaga tersekat tiga phasa vertical yang dipungut tiga sikat arang, dan disalurkan ke motor induksi rem yang berada dalam ruang atau kompartemen penggerak. Sebagaimana halnya parting, tenaga listrik batere kendaraan yang sedang dinaikkan atau diturunkan pelataran, dapat dimanfaatkan dalam keadaan darurat dengan pertolongan inverter, sebagai sumber tenaga listrik cadangan (emergency power supply).  
Dengan peladangan cahaya matahari diubah menjadi listrik makin meluas dilakukan orang di muka bumi, begitu pula peladangan tenaga angin diubah menjadi listrik dimanamana, keduanya dapat digunakan oleh baparting, terutama untuk pemukiman yang belum mendapat layanan PLN. Tenaga listrik digunakan baparting untuk menggerakkan motor induksi rem yang terdapat dalam ruang atau kompartemen penggerak, menjalankan sistim listrik, sistim kendali termasuk monitor, pengolah data (data processing), dan penerangan dimalam hari.  
Sebagaimana halnya parting, baparting juga memerlukan juga Pengatur Logika Terprogram (PLT) atau Programmable Logic Controller (PLC), bertugas sebagai antarmuka (interface) antara operator dengan sistim elektro-mekanik (electro-mechanical system) baparting, sehingga yang akhir ini dapat memahami perintah yang diberikan operator. Selain dari itu, masih ada pula   sebilangan pemutus batas (limit switches), sejumlah saluran kendali (control wirings), dan tom-bol-tombol (push buttons) yang diperlukan perlu terdapat dalam KEB.
“Mem-parkir” kendaraan kedalam baparting, berarti memasukannya kedalam KPB yang terdapat pada salah satu sisi KEB sebuah ketinggian parkir. Untuk mem-parkir sebuah kendaran kedalam baparting diawali dengan mengemudikan kendaraan kedalam KEB, lalu menaikkannya keatas pelataran yang sudah menunggu. Pelataran dengan kendaraan diatasnya lalu dinaikkan ke  tinggian parkir tujuan, dan mobil didorong masuk ke salah satu KPB yang menempel pada KEB. Selesai.
“Men-deparkir” atau menurunkan sebuah kendaraan dari baparting, berarti mengosongkannya dari dalam salah satu KPB yang menempel pada salah satu sisi KEB. Untuk men-deparkir se-buah mobil dari baparting diawali dengan mendorong sebuah kendaraan dari KPB yang berada di salah satu sisi KEB sebuah ketinggian parkir keatas pelataran yang sudah menunggu. Pelata-ran berikut kendaraan lalu diturunkan ke permukaan bumi, dan dijemput si pemilik. Selesai.
Sebagaimana halnya parting, baparting juga menyiapkan dua alunan nada pada setiap pelataran yang sedang bekerja, sehingga orang yang berada disekitar akan sadar akan kegiatan yang  sedang berlangsung, yakni: menaikkan kendaraan menuju suatu ketinggian parkir, atau sebaliknya menurunkan kendaraan dari suatu ketinggian parkir kembali ke permukaan bumi.
Baparting dirancang untuk tempat memparkir bertingkat kendaraan rooda empat waktu yang lama, mulai hitungan: jam, hari, minggu, bulan, pada berbagai tempat, seperti: stasion kereta, tempat perdagangan, pusat perkantoran, daerah pemukiman, dan lain sebagainya.
Kantor Pengelolaan
Pada puncak baparting tersedia ruangan untuk pengelola atau managemen baparting, terjabar ke-dalam: kantor, ruang istirahat, kamar makan, hiburan, dan lainnya, disiapkan untuk para petugas. Dengan demikian baparting dapat pelayanan parkir selama 24 jam setiap hari. Segala kebutuhan para petugas baparting, tidak terkecuali personalianya akan dinaikkan atau diturunkan oleh pelataran baparting.  
SNI.
Untuk menghadirkan parting dan baparting diperlukan keterlibatan Standard Nasional Indonesia (SNI). Dalam SNI terdapat sejumlah keterkaitan berbagai kepentingan, seperti: keamanan, kese-lamatan pengguna, keandalan alat, ekonomi, efisiensi, asuransi, dan sumber tenaga (energy) yang berurusan dengan keperluan masyarakat pemakai atau pengguna. Masih banyak aspek lain yang juga harus diperhatikan, antara lain: peraturan pemerintah, berbagai disiplin ilmu penetahuan dan teknologi yang digunakan untuk membuat berbagai bagian. Parting dan baparting dapat seluruhnya diproduksi dalam negeri dengan membutuhkan sedikit komponen import. Waktu pem-buatan sarana parker bertingkat: parting dan baparting untuk melayani kebutuhan masyarakat, ditaksir sekitar 6 sampai 12 bulan.


Teknologi Alat Angkat
Adapun “cara”, atau “teknologi” digunakan untuk mewujudkan:
            1. Parting (Parkir Tingkat)
            2. Baparting (Batere Parkir Tingkat)
            3. Menyeberang jalan-raya “hijrah” dari cara lama menggunakan “tangga” ke menye-
                berang jalan-raya cara baru, memanfaatkan “elevator” terdapat di kedua sisi jalan
                jalan-raya,
ialah apa yang kemudian dinamakan: “Alat Angkat” (Lifting Device) berteknologi sangat seder-hana, dibawah ini:
           1. Bolt-Nut dengan Bevel Gear, atau
           2. Rack-Pinion dengan Bevel Gear dan Worm Gear dijalankan motor induksi rem (brake
               induction motor).
Gambar Va memperlihatkan teknologi Alat Angkat, disingkat AA, atau Lifting Device, disingkat LD, yang dinyatakan sebagai AA(LD) berteknologi Bolt-Nut dengan Bevel Gear.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDws1noH43RX8inu8QKO8IR0XmIsKgVwUW89Zoa9nHPkody_G7Lv6v7r1HnV89N05ovsyhQKRRzqa9xJcPbAt_Ll99QuX1P9DnDqMRAlO5ntqrwg_IYlNlH3iR1k1qxQ_DslgiSLfHIBQ/s640/jalan+raya.jpg
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcqhUxGeNXU70uMCML9SpsaGoYciUETAre5FcvTjWnw9BXs79esOyMz6CtxXKOJxTPg1_P-MlZZeqWhFB9CR_gz81uMOyRBOYxc5cgz8s88rw7fA_FC54bEc60Ts0BobJUFZgknXFz_yY/s640/jalan+raya+4.jpg

Gambar Va

Seperti tampak pada Gambar Va, dalam hal ini KSUD (Kolom Silinder Ulir Dalam) digunakan berpasangan dengan SPUL (Silinder Panjat Ulir Luar) yang bekerja sebagai AA(LD) untuk me-naikkan atau menurunkan bilik atau kabin elevator. Daya mekanik dibutuhkan diperoleh dari PDM (Poros Daya Mekanik) yang terlihat jelas pada Gambar IVad dan Gambar IVbc. Disini sudut kemiringan ulir AA(LD) digunakan untuk menahan agar bilik atau kabin tidak dapat turun dengan sendirinya karena beratnya dan para pejalan-kaki (pedestrian) yang sedang berada di-dalamnya, terkecuali apabila dijalankan mesin listrik-rem.
Pilihan lain ialah sebagaimana yang diperlihatkan Gambar Vb, menayangkan: Rack-Pinion dengan Bevel Gear dan Worm Gear. 

Pilihan lain ialah seperti yang tampak pada Gambar Vb. Disini BGDS (Batang Gigi Dua Sisi) diwujudkan berpasangan dengan PRGP (Pasangan Roda Gigi Panjat) yang bekerja sebagai AA(LD) untuk menaikkan atau menurunkan bilik atau kabin elevator berikut para pejalan kaki (pedestrian) didalamnya. Daya mekanik dibutuhkan diperoleh dari PDM (Poros Daya Mekanik) yang terlihat jelas pada Gambar IVae dan Gambar IVbd. Disini Worm Gear digunakan untuk menahan agar keempat AA(LD) tidak dapat  turun dengan sendirinya oleh berat bilik atau kabin berikut para pejalan-kaki (pedestrian) yang berada didalamnya, terkecuali apabila digerakkan mesin listrik-rem.
Catatan:
Parting dan baparting telah dipatenkan penulis di Kantor Paten Republik Indonesia Jakarta, de-ngan judul: ”Struktur Parkir Mobil Susun Bertingkat, tanggal 21 Nopember 2002.  


--------selesai--------

Penulis:
H.M.Rusli Harahap
Pamulang Residence G1
Jalan Pamulang-2, Pondok Benda.
Kode Pos: 15416. Tangerang Selatan.
Tel. 021-74631125.